WELCOME

MY PERFECT WORLD....
Alone in Paradise :)

Sabtu, 27 November 2010

PERNIKAHAN ADAM DAN HAWA


Sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran, Hadits atau Literatur,  manusia pertama yang hidup disurga adalah Adam. Tentu saja semua kenikmatan dibentangkan di dalamnya agar  dia betah. Digambarkan, sungguh surge adalah tempat yang amat indah dan permai, menjadi idaman setiap insan.
Demikian menurut riwayat, tatkala Allah SWT selesai mencipta Alam semesta dan makhluk-makhluk lainnya, maka diciptakan-Nya pula Adam Alaihisalam sebagai manusia pertama. Hamba yang dimuliakan ini kemudian ditempatkan Allah SWT didalam surga (Jannah).
Mula-mula Adam hidup sebatang kara, tanpa mempunyai seorang kawan pun. Dia berjalan ke kiri dan ke kanan, menghadap ke langit-langit yang tinggi, ke bumi yang terhampar jauh diseberang, maka tiadalah sesuatu yang dilihatnya dari makhluk sejenisnya kecuali burung-burung yang berterbangan kesana dan kemari, sambil berkejar-kejaran si angkasa bebas, bernyanyi-nyanyi, bersiul-siul, seolah-olah memamerkan kemesraan mereka.
Adam terpikat melihatnya. Tetapi sungguh malang, siapakah kawan yang hendak diajak berdiskusi. Dia merasa kesepian di surge. Bagai orang kebingungan tanpa pasanganyang akan dibujuk bermesraan, sebagaimana burung-burung yang dilihatnya.
Tiada pekerjaan yang dilakukan adam sehari-hari kecuali bermalsd-malasan, bersantai berangin-angin didalam taman durag yang permai, yang ditumbuhi oleh bermacam-macam bunga semerbakyang wangi, yang dibawahnya mengalir anak-anak sungai bercabang-cabang, yang desiran airnya bagai mengundang pembangkit rindu.
Apalah arti segalanya kalau hati selalu gelisah, resahdi dalam kesepian seorang diri? Itulah satu-satunya kekurangan yang dirasakan adam didalam surge. Dia perlu lawan jenis yang akan mendampinginya di dalam meniti hari. Kadang kala kalau rindunya dating, turunlah dia kebawah pohon-pohon rindang mencari hiburan, mendengarkanburung-burung bernyanyi bersahut-sahutan. Bukanya ketentraman bathin yang didapat, malah menjadi lebih sedih. Keharuan yang begitu mendalam dirasakanya sebagai derita bathin di balik kenikmatan yang dianugerahkan Allah SWT kepadanya.
Meski suasana membosankan itu dirasakan, tetapi Adam AS sungkan mengadukan problemnya kepada Allah SWT. Namun, Allah Maha Tahu tentang perasaan yang dipendam makhluknya. Oleh karena itu Allah Ta’ala ingin mengusir rasa kesepian Adam. Tapi rencana itu dilakukan dengan rahasia dan diam-diam.
Suatu hari, adam tengah duduk melamun di permadani yang mewah. Angin semilir tak henti menerpanya. Sampai-sampai rasa kantuk menyerangnya. Adam pun tertidur nyenyak. Pada saat itu Allah mulai bekerja. Sebuah informasi dikirimkan kepada malaikat Jibril AS. Diam-diam Jibril diperintahkan mencabut tulang rusuk Adam dari lambung sebelah kiri. Bagai orang yang sedang terbius adam tidak merasakan apa-apa.
Dengan tulang rusuk itu Allah menciptakan sosok Hawa. Kun Faya Kuun! Dalam sekejap Hawa telah berdiri dihadapan Allah dan Jibril. Kemudian Hawa duduk bersandar pada bantal lembut diatas tempat duduk megah yang bertahtakan emas dan permata mutu manikan. Lalu, Hawa terpesona memperhatikan kecerahan wajah dari seorang lelaki yang sedang terbaring, tak jauh didepannya. Butir-butir pikiran yang menggelombang didalam sanubari hawa seolah-olah merupakan arus-arus tenaga listrik yang dating mengetuk kalbu Adam AS, yang langsung menerimanya sebagai mimpi yang berkesan didalam gambaran jiwanya seketika itu.
Adam tiba-tiba terjaga. Alangkah terkejutnya dia ketika dilihatnya  ada makhluk manusia seperti dirinya, hanya beberapa langkah dihadapannya. Dia seolah tak percaya pada penglihatannya. Dia masih terbaring mengusap matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang sedang dilihatnya.
Tak kalah terkejutnya adalah hawa. Sbagai makhluk yang diciptakan lengkap dengan perasaan malu, ia  segera memutar badannya sekedar menyembunyikan bukit-bukit di dadanya, seraya mengirimkan senyum manis bercampur manja, diiringi pandangan melirik dari sudut mata yang memberikan sinar harapan.
Memang, Hawa diciptakan dengan bentuk dan paras rupa yang sempurna. Dia dihiasi dengan kecantikam, kemanisan , keindahan, kejelitaan , kehalusan, kelembutan, kasih-sayang, kesucian, keibuan dan segala sifat-sifat kepribadian yang terpuji bagi seorang wanita, disamping bentuk tubuhnya yang mempesona serta memikat hati setiap yang memandangnya.dia adalah wanita tercantik yang menghiasi surge. Kelak keindahan ragawi dan ruhani itu akan diwariskan turun-temurun kepada kaum wanita di muka bumi.
Adam sendiri tak kurang gagah dan gantengnya. Tidak dijumpai cacat pada dirinya karena dia adalah satu-satunya makhluk yang dicipta oleh Allah SWT secara langsung tanpa perantara. Semua ketampanan yang diperuntukan bagi lelaki terkumpul  padanya. Ketampanan itu juga yang diwariskan turun-temurun kepada orang-orang (kaum pria) dikemudian hari sebagai anugerah Allah SWT kepada makhluk-Nya yang bergelar manusia.bahkan diriwayatkan bahwa kelak semua penduduk surge akan dibangkitkan dengan pantulan dari cahaya rupa Adam AS.
Didorong naluri yang menggebu-gebu Adam segera bangkit dari pembaringannya, memperbaiki duduknya. Dia memperhatikan dengan pandangan tajam dia sadar bahwa orang asing didepannya itu bukanlah bayangan fatamorgana. Ini benar-benar suatu kenyataan dari wujuh insani yang mempunyai bentuk fisik seperti dirinya. Dia yakin kalau dirinya tidak salah pandang. Dia tahu itu manusia seperti dirinya, yang hanya berbeda kelamin saja. Kecerdasannya spontan menarik kesimpulan bahwa makhluk di depannya adalah perempuan, yang akan menjadi pasanganya, sperti halnya burung-burung yang selalu dilihatnya, yang hidup berpasangan.
Adam sadar bahwa itulahjenis yang dirindukanya. Hatinya gembira, bersyukur, bertahmid memuji Dzat maha Pencipta. Dia tersenyum kepada gadis jelita itu, yang membuatnya tersipu-sipu seraya menundukan kepala nya dengan pandangan tak langsung, pandangan yang menyingkap apa yang terselip di kalbunya.
Sesuai dengan rencana besar Allah, kedua insan itu kemudian diresmikan dalam sebuah ikatan pernikahan. Inilah pernikahan resmi pertama yang sesuai denag hukum Allah. Undangan segera dikirimkan. Seluruh bidadari surge berkumpul menghiasi dan menghibur mempelai perempuan itu serta membawa perhiasan-perhiasan surge. Sementara para malaikat langit berkumpul bersama-sama dibawah pohon Syajarah Thuba, yang menjadi saksi pernikahan Adam dan Hawa.
Diriwayatkan bahwa pada akad pernikahan antara adam dan hawa ini Allah SWT berfirman:” Segala puji adalah kepunyaan-Ku, segala kebesaran adalah pakaian-Ku, segala kemegahan adalah hiasan-Ku dan segala makhluk adalah hamba-Ku dan dibawah kekuasaan-Ku. Menjadi saksilah kamu hai para malaikat dan penghuni langit dan surge bahwa AKu menikahkan Hawa dengan Adam, kedua ciptaan-Ku dengan Mahar, dan hendaklah keduanya bertahlil dan bertahmid kepada-Ku!”.
Setelah akad pernikahan selesai berdatangan lah para malaikat dan para bidadari menyebarkan mutiara-mutiara yaqut dan intan-intan permata kemilau kepada kedua pengantin agung tersebut. Selesai itu Adam AS menemui mempelai Wanita di istana megah yang akan mereka diami. Tak sabar Adam ingin memeluk Hawa dan menyalurkan hasratnya. Tetapi, Hawa tampak dingin. Kata-kata yang keluar dari bibir Hawa justru menuntut haknya. Hak yang disyariatkan TUhan sejak semula.
“mana maharnya?” Tanya Hawa. Dia menolak bersentuhan sebelum mahar (mas kawin) dibayar terlebih dahulu. Adam AS mendadak bingung seketika. Lalu sadar bahwa untuk menerima haruslah bersedia member. Dia insyaf bahwa yang demikian itu haruslkah menjadi kaidah pertamadalam pergaulan hidup. Pemberian pertama pada pernikahan untuk menerima kehalalan ialah Mahar. Allah sendiri pada waktu pembacaan aqad nikah telah menyebutkan kata mahar.
Tapi Adam biingung dengan kata itu, karena memang tidak memberikan apa-apa pada saat akad berlangsung. Apakah bentuk mahar yang harus diberikan? Itulah yang sedang dipikirkan Adam.
“Illahi, Rabbi! Apakah gerangan yang akan kuberikan kepadanya? Emaskah, intankah, perak atau permata?” Tanya Adam kepada Allah.
“bukan!”kata Tuhan.
“apakah hamba akan berpuasa atau shalat atau bertasbih untuk-Mu sebagai maharnya:” Tanya Adam AS penuh pengharapan.
“bukan!” tegas Allah lagi.
Adam pun terdiam, menentramkan jiwanya. Kemudian dia bermohon lagi, “kalau begitu tunjukkanlah hamba-Mu jalan keluar!”
Allah SWT berfirman, “ Mahar hawa ialah Sholawat sepuluh kali kepada nabi-Ku, nabi yang bakal kubangkitkan, yang membawa pernyataan dari sifat-sifatku: Muhammada, cincin permata dari para anbiyadan penutup serta penghulu segala Rasul. Ucapkanlah sepuluh kali!”.
Mendengar itu bathin Adam AS menjai lega. Dia lalu mengucapkan sepuluh kali Sholawat atas nabi Muhammada SAW. Sebagai mahar kepada isterinya. Suatu mahar yang bernilai spiritual. Karena Nabi Muhammad SAW adalah Rahmatan lil ‘alamin (rahmat bagi seluruh alam). Hawa mendengarkannya dan menerimanya sebagai mahar.
“hai Adam, kini Aku halalkan Hawa bagimu,” perintah Allah. “dan dapatlahdia sebagai isterimu!”.
Luar biasa senangnya Adam AS. Dia bersujud syukur, lalu tanpa berlama-lama masuk ke kamar isterinya dengan ucapan salam. Hawa menyambutnya dengan segala keterbukaan dan cinta kasih yang tulus kemudian terdengar Allah SWT berfirmankepada mereka, “hai Adam diamlah engkau bersama isterimu didalam surge dan makanlah (serta nikmatilah) apa saja yang kamu berdua ingini, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini karena (apabila mendekatinya) kamu berdua akan menjadi dzalim”. (QS.Al-A’raaf: 19).
Dengan pernikahan ini Adam AS tidak lagi merasa kesepian di dalam surge. Inilah pernikahan dan percintaan pertama dalam sejarah umat manusia yang berlangsung didalam surge yang penuh kenikmatan. Sebuah pernikahan agung yang dihadir oleh para bidadari, jin dan disaksikan oleh para malaikat. Peristiwa pernikahan Adam dan hawa terjadi pada hari jum’at, entah berapa lama keduanya berdiam di surge, hanya Allah SWT yang tahu.
Sampai kemudian Adam dan Hawa melanggar janjinya, memakan buah Khuldi. Hukuman untuk pasangan itu adalah meninggalkan surge. Lalu keduanya bermukim di bumi, menyebar luaskan keturunan yang akan mengabdi kepada Allah SWT dengan janji bahwa surge itu tetap tersedia di hari kemudian bagi hamba-hamba yang berimandan beramal sholeh. Firman Allah SWT, “Kami berfirman: turunlah kamu dari surge itu. Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS. Al-Baqarah: 38).
Adam dan hawa diyakini sebagai manusia pertama dimuka bumi. Tafsir Al-Qur’an selama ini menyebut dia diciptakan di surge bersam Hawa (Eva). Terbujuk oleh Iblis, Adam dan Hawa “diturunkan” ke bumi. Doa  “Rabbanaa dhalamnaa anfusana wainlam taghfirlanaa wa tarhamnaa lanakuunannaa minal khasirin” (QS Al-A’raaf: 23) diyakini sebagai doa Adam dan Hawa yang menyesali kesalahan karena telah terbujuk Iblis.
Setelah diturunkan ke bumi. Mereka terpisah oleh jarak. Menurut legenda, Hawa diturunkan didaerah yang sekarang menjadi kota Jeddah, Saudi Arabi. “Jeddah”  sendiri berarti “Nenek’ (Hawa). Legenda yang sama  menyebut Adam dan Hawa bertemu kembali di Jabal Rahmah sering dijadikan symbol “Cinta” atau “Jodoh” oleh peziarah.
Adam-Hawa dikaruniai putra-putri yang lahir berpasangan. Diantaranya adalah Qabil dan Iqlima. Kemudian Habil dan labuda. Qabil sendiri bersifat kasar sedangkan Habil lembut hati. Qabil bekerja sebagai petani dan Habil peternak.atas petunjuk Allah, Adam akan menikahkan Qabil dengan Labuda, Habil dengan Iqlimatapi Qabil menolak rencana itu, karena pasangan untuknya tidak cantik. Sebab Qabil lebih menaksir dengan labuda  kembarannya, yang memang sangat rupawan.
Lagi-lagi Allah member petunjuk. Adam kemudian menyuruh keduanya melakukan kurban. Siapa yang kurbannya diterima Allah, dia nanti yang berhak menikah dengan Labuda, Qabil mengurbankan hasil panenya yang berupa sayur, sedangkan Habil berkurban daging. Kurban-kurban itu ditaruh dipuncak gunung. Ternyata korban Habil yang diterima. Tap Qabil menjadi murka. Dia kemudian membunuh Habil, dia menguburkan saudaranya itu setelah melihat  burung gagak mengubur gagak lain yang mati setelah keduanya berkelahi. Riwayat ini menjadi kisah turun-temurun di kalangan arab dan yahudi yang masih ada hingga saat ini. Tapi tak disebutkan dengan pasti kapan persisinya masa hidup Adam dan hawa. Apakah dia berada pada masa sebelum atau setelah “manusia purba” seperti Homo Erectus di jawa, Homo Pekinensis di cina atau manusia Neanderthal di Eropa. Yang pasti kisah tentang Adam dan keluarganya member pelajaran tentang perlunya keteguhan manusia menghadapi godaan. Bagaiman bersikap dalam menghadapi urusan cinta, dosa, ketulusan untuk berkorban, juga nafsu serakah manusia.
Semoga dapat diambil hikmahnya.
Misteri dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar